Halaman

Jumat, 31 Juli 2009

Rabu, 29 Juli 2009

Social Capital

Mencermati fakta lingkungan dunia usaha yang semakin mendunia akan kapitalisasi menjadi momok bagi negara yang sedang menata perekonomian. Berbagai sistem digunakan untuk dapat bertahan hidup dalam dunia secara luas. Dorongan untuk mensejahterakan rakyat menjadi isu politik yang sangat beken untuk menjadi penjaring kekuatan persuasif dalam mencapai tingkat kepentingan golongan tertentu. tidak jarang ditemui politikus ketika kampanye mengaku mereka adalah orang yang paling dekat dengan rakyat dan bagian dari rakyat.
sebagai bentuk rasa yang seolah membela rakyat keci.
Dalam realisasi kekuasaanya masyarakat kecil hanya sebagai alat obyek proyek-proyek pemenuh kantong pribadi.
Konsep Masyarakat yang bagaimana yang di jalankan? Struktur social masihkan menjadi perdebatan? Apakah mereka benar-benar mencintai rakyat kecil?

Mari kita lihat lebih dekat.
Konsep kemasyarakat yang selama ini berjalan hanya berputar pada konsep manakah yang memberi image bahwa konsep kemasyarakatan adalah konsep yang memberi apresiasi kepada yang berkepentingan bertujuan mengangkat pamor secara general.
Jika dilihat dari sudut UU yang berlaku, seharusnya konsep yang di pakai adalah konsep kedaulatan rakyat. Seiring berjalanya prubahan pandangan dalam menyikapi permasalahan ini, konsep yang paling akurat harus tetap memandang para tokoh terdahulu yang telah merumuskan secara cermat dan telisik.
Kehidupan sosial sekarang ini lebih mengarah pada kehidupan yang capitalis, dimana kepentingan sosial berdasarkan kepentingan kapitalis. sikap solidaritas pun hanya tertuju pada keuntungan materi.
Maka sudah seharusnya kita kembalikan pada nilai-nilai yang tertuang dalam UU dan Adat yang telah terbentuk berpuluh tahun yang lalu.

Struktur Sosial
Mengamati dinamika perubahan suhu hedonis yang terjadi, dapat kita susun strukturnya sebagai berikut;
  1. Kelas Pemerintah
  2. Kelas Bisnis
  3. Kelas Bangsawan
  4. Kelas Bawah
Bagaimana kedudukan rakyat kecil?
Rakyat kecil tetaplah menjadi rakyat kecil, karena pihak penguasa seolah jijik melihat mereka dan harus di tertibkan karena merusak pandangan orang kaya dan mengganggu orang yang banyak membayar pajak.

Jika memang penguasa suka dengan orang kecil, maka negeri ini tentunya jauh dari image negeri miskin dan bodoh.

Continue . . . .?